1.
Pembagian
pertama
Para pelaku ekonomi dibagi menjadi kaum produsen dan kaum
konsumen. Kaum produsen adalah mereka yang di dalam suatu proses perekonomian
berfungsi sebagai pihak yang menyediakan barang dan jasa, untuk nantinya
dinikmati oleh kaum konsumen. Jadi, kaum konsumen adalah para pemakai barang dan
jasa yang dihasilkan oleh kaum produsen.
Dalam hal ini , produsen dapat juga berperan sebagai
konsumen, karena produsen juga perlu memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu,
produsen dapat pula berperan sebagai investor.
Satu-satunya pihak yang tak bisa melakukan konsumsi adalah
business. Setiap busniness, apapun bentuknya, dapat dan pasti melakukan
produksi, tetapi tidak dapat melakukan konsumsi. Apa yang dapat dilakukan
disamping berproduksi adalah melakukan investasi (investment).
2.
Pembagian
kedua
Pembagian pelaku-pelaku kegiatan ekonomi ke dalam dua pihak yang
lain, yaitu pemerintah di satu pihak dan swasta pada pihak lain. Disini jelas
tak ada lagi pihak ketiga selain dari pemerintah dan swasta. Namun kita masih
sering mendengar ada yang mengatakan pihak luar negeri (sebagai trading partner
– mitra berdagang) sebagai pihak ketiga. Tetapi, pihak luar negeri ini pun
sebenarnya adalah pihak swasta juga.
Di dalam perekonomian, pemerintah berperan sebagai ‘agen
ekonomi’, yang bertugas untuk mengatur, mengendalikan, serta mengadakan kontrol
atas jalannya roda perekonomian, agar negara bisa maju serta rakyat dapat hidup
dengan layak dan damai.
Pemerintah dapat memenuhi tugasnya itu, sebab pemerintah memiliki
alat-alat untuk melaksanakannya, baik alat pengendali, alat pengatur, maupun
alat pemaksa. Pemerintah mempunyai Bank Sentral (Central Bank) untuk mengawasi
lalu lintas keuangan : jumlah uang yang beredar, termasuk tinggi brendahnya
suku bunga, lalu lintas kredit, dsb. Pemerintah juga merupakan satu-satunya
pihak yang mempunyai hak untuk mencetak uang sejumlah yang diperlukan oleh
masyarakat. Disamping itu, pemerintah
memiliki polisi dan tentara sebagai alat-alat pemaksa bagi terselenggaranya
ketertiban di dalam masyarakat.
Pemerintah merupakan
penguasa (authority) di dalam perekonomian. Berikut bentuk-bentuk kekuasaan
pemerintah di lapangan perkonomian, yang
dikemukakan oleh Meade :
a.
Banking
system ( system Perbankan ), yang biasa juga disebut sebagai Monetary Authority
(Penguasa Moneter). Maksudnya disini adalah lembaga-lembaga yang bertugas untuk
menetapkan dan mengendalikan banyaknya uang yang beredar di dalam masyarakat.
b.
Fiscal
Authority (Penguasa Fiskal), ini adalah bentuk kekuasaan pemerintah yang
berhubungan dengan masalah perpajakan. Maksudnya yaitu semua lembaga – [pusat
maupun daerah – yang bertugas untuk mengatur penerimaan dan pengeluaran
dana-dana pemerintah.
c.
Commercial
Authority (Penguasa Perdagangan), yaitu suatu bentuk kekuasaan pemerintah untuk
mengatur lalu lintas perdagangan, misalnya pengatur ekspor, impor, jenis barang
dagangan, pengaturan para pedagang dan lain-lain.
d.
Exchange
Control (Pengendali Devisa)
Maksudnya adalah kekuasaan pemerintah
yang bertanggungjawab atau yang mengatur pelembagaan serta bekerjanya setiap
kontrol atau pengendalian pemerintah atas pembayaran-pembayaran yang dilakukan
oleh sesuatu daerah.
Sedangkan pihak swasta, diperkenankan
untuk melakukan apa pun, untuk memenuhi kebutuhan serta mencapai keuntungan
yang sebesar-besarnya (laba maksimum atau maximum profit) dalam usaha, sekedar
tidak menyalahi kekuasaan pemerintah dan tidak mengganggu kepentingan umum.
Pemerintah dan pihak swasta dapat
juga menjadi konsumen dan bisa juga sebagai produsen. Dapat pula menjadi
investor atau pelaku investasi.
B.
Barang dan Jasa
Di dalam teori ekonomi, setiap benda yang dibutuhkan oleh manusia yang
dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhannya karena kegunaan atau manfaat (useful)
dari benda tersebut dapat disebut sebagai barang.
Kegunaan
(usefulness) suatu barang dapat dirinci sebagai berikut :
1. Form
utility (berguna karena bentuknya). Maksudnya adalah bahwa barang tersebut
menjadi berguna bagi manusia sebab bentuknya memenuhi syarat, atau sesuatu
benda menjadi berguna bagi manusia setelah bentuknya diubah untuk disesuaikan
dengan keadaan.
2. Time
utility (berguna karena waktu). Dimaksudkan disini bahwa sesuatu barang itu
menjadi bermanfaat bagi manusia karena segera digunakan atau karena disimpan
dahulu untuk nantinya digunakan pada saat yang tepat.
3. Place
utility (berguna karena tempatnya). Maksudnya adalah sesuatu barang menjadi
bermanfaat bagi manusia karena tempatnya atau karena sudah dipindahkan
tempatnya.
4. Own
utility (berguna karena pemilikan). Maksudnya adalah bahwa sesuatu barang itu
menjadi berguna bagi manusia karena barang tersebut dimiliki, dan tidak lagi
(atau kurang) berguna jika tidak dimiliki.
5. Element
utility (berguna karena unsurnya). Maksudnya adalah bahwa sesuatu barang itu
menjadi berguna bagi manusia karena unsurnya yang ada dalam barang tersebut.
Adapun barang dibedakan
berdasarkan 3 pembagian, yaitu :
a. Pembagian
barang menurut penyediaannya
Dalam
hal ini barang dibagi menjadi dua, yaitu : barang-barang bebas (free goods) dan
barang-barang ekonomi (economic goods).
Barang-barang
bebas adalah barang-barang yang tersedia berlimpah-limpah, dan setiap orang
dapat memperolehnya dengan bebas dan dengan cara yang terlampau mudah.
Barang-barang
Ekonomi adalah barang-barang yang penyediaannya relatif jarang atau langka
(scare). Untuk memperoleh barang tersebut orang terlebih dahulu berkorban dan
atau berjuang, atau berdaya upaya, sedangkan yang dikorbankan itu pada umumnya
adalah barang ekonomi pula.
Karena
adanya barang-barang ekonomi inilah, maka muncul apa yang dinamakan problem of
choice, dan juga adanya tiga pertanyaan : What, How, dan For Whom yang
merupakan tiga masalah terpokok dalam setiap masyarakat. Sehingga Problem of
Choice dan ketiga pertanyaan (what, how dan for whom) tersebut memaksa setap
orang untuk tunduk kepada The Law of scarcity
(Hukum Kelangkaan).
Selain
itu, adanya barang-barang ekonomi juga menghadirkan adanya ilmu ekonomi. Dan
dalam ilmu ekonomi, yang dikatakan barang yaitu adalah barang-barang ekonomi.
b. Pembagian
barang menurut daya tahannya
Menurut
daya tahannya, barang itu dibagi pula menjadi dua, yaitu barang-barang tahan
lama (durable goods) dan barang-barang tak tahan lama (perishable goods atau
non durable goods).
Durable
goods adalah barang-barang yang bisa dipakai lebih dari sekali, sedangkan
perishable goods adalah barang-barang yang akan segera lenyap atau habis dengan
sekali pakai saja.
c. Pembagian
barang menurut penggunaannya.
Menurut
penggunaanya, barang dibagi menjadi dua, yaitu :
Barang
konsumsi (consumption goods) adalah barang yang langsung dapat dipakai atau
dinikmati, sedangkan barang investasi adalah barang-barang yang hanya dapat
dinikmati hasilnya; jadi bukan barang itu sendirilah yang dinikmati, melainkan
hasilnya.
Disamping
barang sebagai sesuatu yang dibutuhkan dan dipergunakan oleh manusia, ada pula
sesuatu yang juga sangat diperlukan manusia, dimana hal tersebut tidak
dinyatakan dalam bentuk fisik, tetapi bisa dirasakan adanya. Dalam ilmu
ekonomi, hal-hal tersebut disebut dengan sebutan jasa (service). Jadi, jasa
adalah tindakan-tindakan ekonomis, yang dilakukan oleh individu maupun oleh
bisnis, serta mampu memenuhi kebutuhan manusia. Jadi, barang dan jasa merupakan sesuatu yang
dibutuhkan manusia.
v Perbedaan
antara barang dan jasa yaitu :
Perbedaan
pertama (perbedaan teknis) : barang-barang semuanya berwujud, dapat dilihat,
diraba, ditangkap, serta dipandang. Sedangkan jasa tak berwujud.
Perbedaan
kedua (perbedaan ekonomi), yaitu : bahwa pada barang, bisa terdapat tenggang
waktu antara produksi dan konsumsi. Artinya, sesuatu barang bisa saja diprodusi
(dihasilkan) hari ini namun sebulan kemudian baru dikonsumi (dipakai). Tidak
demikian dengan jasa. Produksi dan konsumsi jasa terjadi pasti pada saat
bersamaan.
Hal
penting lainnya yaitu , uang bukanlah termasuk jenis barang atau pun jasa. Uang
hanyalah bisa dipakai untuk memperoleh (membeli) keduanya, tetapi bukan
merupakan salah satu dari keduanya.
C.
Kebutuhan Manusia
Kebutuhan
manusia dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu :
A Kebutuhan fisik atau kebutuhan
badaniah (ingin kenyang, ingin punya motor, ingin sehat)
A Kebutuhan psikis atau kebutuhan
kejiwaan (ingin terhormat, ingin punya anak, ingin rumah tangga bahagia)
Tingkatan-tingkatan
kebutuhan manusia :
J Pada tingkat pertama primary needs
atau kebutuhan primer yaitu kebutuhan sandang (pakaian), pangan (makanan dan
minuman), dan papan (tempat tinggal).
J Secondary needs atau kebutuhan
tingkat keduanya antara lain berisi kebutuhan akan sepatu, sepeda, pendidikan,
dan sebagainya.
J Kebutuhan tingkat ketiga (tertiary
needs)
J Kebutuhan tingkat keempat (quartiary needs),
dan seterusnya.
D.
Masalah Ekonomi
Sebelum zaman Merkatilisme masalah ekonomi yang timbul
hanyalah: “bagaimana mecukupi kebutuhan hidup berumah tangga”. Pada zaman
Merkantilisme masalah ekonomi menjadi luas lagi, yaitu “bagaimana caranya dapat
diciptakan neraca dagang – balance of trade yang positif. Pada zamannya kaum
Klasik, Adam Smith merumuskan masakah ekonomi sebagai “setiap usaha manusia
untuk menaklukkan alam dalam usahanya menghasilkan kekayaan materiil”. Dewasa
ini, masalah ekonomi yang dihadapi oleh manusia sedemikian luas dan kompleks,
yaitu: “alokasi sumber-sumber yang langka diantara sekian banyak kemungkinan
penggunaannya yang berbeda-beda, sedemikian rupa sehingga dapat dicapai
kepuasan konsumen secara maksimal,serta untuk mencapai suatu keadaan tanpa
adanya pengangguran (keadaan full employment) dan pertumbuhan ekonomi yang
stabil tanpa adanya gangguan inflasi”.
Untuk memecahkan masalah-masalah ekonomi yang dihadapi
sehari-hari, hendaknya manusia memerhatikan 3 hal, yaitu :
1.
Perbuatan
ekonomi adalah memecahkan masalah-masalah ekonomi, apapun perbuatan itu, baik
untuk mencukupi kebutuhan pribadinya maupun untuk meraih keuntungan dalam
usahanya. Misalnya, bekerja keras untukmemberi nafkah anak dan isterinya.
2.
Motif
ekonomi adalah motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan
ekonominya. Misalnya, seseorang bekerja keras untuk memberi nafkah anak dan
isterinya.
3.
Prinsip
ekonomi, yaitu bahwa perbuatannya itu harus dilakukan dengan cara yang
sedemikian rupa sehingga dengan peralatan dan bekal yang tersedia dapat dicapai
hasil yang sebesar-besarnya, atau hasil yang tertentu dapat diperolah dengan
modalatau bekal yang sekecil-kecilnya.
DAFTAR
PUSTAKA
No comments:
Post a Comment