1. Aspek Ontologi (objek atau fokus yang
dikaji)
Ilmu pariwisata harus mampu
menyediakan informasi ilmiah yang lengkap tentang hakikat pelancongan, gejala
pariwisata, wisatawannya sendiri, prasarana dan sarana pariwisata, objek –
objek yang dikunjungi, sistem dan organisasi, dan kegiatan bisnisnya serta
semua komponen pendukung di daerah asal wisatawan maupun di daerah destinasi
wisata. Ilmu pariwisata juga harus dibangun berdasarkan suatu penjelasan yang
mendalam, tidak terburu – buru dan perlu dibuatkan taksonominya. Setiap ilmu
memiliki objek material dan objek formal. Objek material adalah seluruh lingkup
(makro) yang dikaji suatu ilmu. Objek formal adalah bagian tertentu dari objek
material yang menjadi perhatian khusus dalam kajian ilmu tersebut. Secara
asumtif dapat dikatakan bahwa objek formal kajian (aspek ontologi) ilmu
pariwisata adalah masyarakat. Oleh sebab itu, pariwisata dapat diposisikan
sebagai salah satu cabang ilmu sosial karena focus of interest-nya
adalah kehidupan masyarakat manusia. Dengan demikian fenomena pariwisata dapat
difokuskan pada tiga unsur yakni: pergerakan wisatawan, aktivitas masyarakat
yang memfasilitasi pergerakan wisatawan dan implikasi atau akibat-akibat
pergerakan wisatawan dan aktivitas masyarakat yang memfasilitasinya terhadap
kehidupan masyarakat secara luas.
2. Aspek Epistemologi (metodologi untuk
memperoleh pengetahuan)
Aspek epistemologi pariwisata
menunjukkan pada cara-cara memperoleh kebenaran atas objek ilmu. Kebenaran yang
dimaksud adalah kebenaran ilmiah, yakni didasarkan pada suatu logika berpikir
yang rasional, objektif, dan dapat diuji secara empirik. Sebagai contoh,
pergerakan wisatawan sebagai salah satu objek formal “ilmu” pariwisata
dipelajari dengan menggunakan suatu metode berpikir rasional. Misalnya,
pergerakan wisatawan terjadi akibat adanya interaksi antara ketersediaan
sumberdaya (waktu luang, uang, infrastuktur) dengan kebutuhan mereka untuk
menikmati perbedaan dengan lingkungan sehari-hari. Pergerakan wisatawan,
aktivitas masyarakat yang memfasilitasinya maupun implikasi kedua-duanya
terhadap kehidupan masyarakat secara luas merupakan suatu kesatuan yang saling
berhubungan atau saling mempengaruhi. Setiap pergerakan wisatawan selalu
diikuti dengan penyediaan fasilitas wisata dan interaksi keduanya akan
menimbulkan konsekuensi-konsenkuensi logis dibidang ekonomi, sosial, budaya,
ekologi bahkan politik.
3. Aspek Aksiologi (nilai manfaat
pengetahuan)
Aksiologi
merupakan aspek ilmu yang sangat penting. Perjalanan dan pergerakan wisatawan adalah
salah satu bentuk kegiatan dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang
beragam baik dalam bentuk pengalaman, pencerahan, penyegaran fisik dan psikis
maupun dalam bentuk aktualisasi diri. Masalah yang mungkin muncul dari
pergerakan itu adalah bahwa penyediaan media yang lebih tepat dan sesuai dengan
kebutuhan wisatawan akan terbatas. Akibatnya muncul persoalan baru pada
penurunan derajat kepuasan wisata dan penurunan mutu jasa yang ditawarkan.
Untuk mengatasi persoalan pariwisata sebagai ilmu akan terus mencoba menemukan
cara-cara yang lebih tepat dan memberikan dampak positif bagi pemenuhan
kesejahteraan manusia.
DAFTAR PUSTAKA
https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:cS8mz_RdtbcJ:repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24071/4/Chapter%2520II.pdf+&hl=en&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEEShKCgFAGCZ8nc51Lll6LTOvEJUbWwc7Y2ozkY4Ob1zNq6brsU0egRQitO8kjr_lkmroje1YczqxFW5nXW9CxWX63Y0ck4EzjTeCs3bYC3o0_2C4cAu4KCcHTtN_jzjKt2w0lDZb&sig=AHIEtbQq6SlvCHE7LYH-Cc9OoOpOJAxZcw diakses
pada tanggal 20 September 2012 pada pukul 17.00
No comments:
Post a Comment