Thursday, December 27, 2012

Artikel Analisis Kesalahan Berbahasa

Gempa Terasa di Banyak Tempat, Banyak Warga Belum Tersentuh Bantuan
 
Hingga hari keempat pascagelombang (pasca gelombang harus dipisah) pengungsian akibat memadai erupsi Merapi pada 5 November lalu,banyak pengungsi belum mendapatkan bantuan. Jumlah pengungsi yang sangat banyak dan tersebar di ratusan lokasi membuat pemerintah kawalahan menangani.
Warga bertahan denan sisa bahan makanan yang ada. Sebagian warga hanya mengkonsumsi (mengonsumsi vocal + + me K/P/T/S) singkong dan nangka muda karena tidak punya beras.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Magelang Eko Triyono mengatakan, pemerintah akan memberikan dukungan lauk pauk (penambahan tanda baca -, menjadi lauk-pauk) bagi mereka yang mengungsi di rumah warga.Namun, pengungsi harus melapor kepada Kepala Desa (seharusnya tidak berhuruf kapital, menjadi kepala desa).
Diakui bahwa, kebutuhan pengungsi saat ini hanya diketahui dari posko-posko pengungsian yang terdata oleh Pemkab Boyolali. Yang belum terdata kebanyakan dari rumah warga.
Secara keseluruhan, di Jateng (Jawa Tengah jangan disingkat) tercatat ada 214.527 pengungsi yang tersebar di Kabupaten Magelang, Boyolali, dan Klaten. Jumlah pengungsi di Magelang pada Selasa terdata 82.944 orang di 223 lokasi. Mereka antara lain menempati sejumlah kantor dinas, gudang bulog (penulisan huruf kapital pada awal kata bulog, menjadi Bulog), dan balai desa. Di sejumlah tempat juga didirikan tenda.
Warga Kabupaten Magelang mengungsi hingga keluar kawasan kabupaten dan kota (yang benar adalah Kabupaten dan Kota) Magelang, antara lain Wonosobo, Purworejo, dan Kendal.
Di Bandung, Selasa, ketua umum (semestinya menjadi Ketua Umum) Palang Merah Indonesia Jusuf Kalla meminta perguruan tinggi di sekitar daerah terimbas letusan Gunung Merapi aktif menyediakan pengungsian yang layak. Misalnya, menyiapkan ruang kelas untuk berteduh dan sarana sanitasi untuk pengungsi. Hal ini perlu (setelah kata perlu harus ada penambahan tanda baca ,), agar pengungsi merasa aman dan nyaman
.




(-)
KEMAYORAN (Pos Kota)- Sebanyak 14 pelacur jalanan yang sering mangkal di Jalan Benyamin Sueb, Kemayoran, Jakarta Pusat, dijaring polisi, Selasa (12/10) dinihari tadi. Sebanyak 11 wanita penghibur lelaki hidung belang dan 3 pengojek dikirim ke Pantis Sosial di Cipayung, Jakarta Timur.

Polisi merazia tempat pelacuran liar itu lantaran banyak laporan dari masyarakat. Apalagi di lokasi tesebut sering terjadi tindak kejahatan. Tidak itu saja, ulah penjaja cinta itu sudah meresahkan warga sekitar. “Kami risih bila melihat mereka mejeng di jalanan. Apalagi ketika kita jalan sama keluarga. Soal jam 8 malam mereka sudah ada yang mejeng,” ujar Beby yang tinggal di salah satu apartemen di Kemayoran.


Operasi ini melibatkan 26 anggota polisi dibantu 6 orang anggota Satpol PP dipimpin langsung oleh Kapolsek Kemayoran Kompol R. Sitinjak MM. Polisi langsung disebar ke beberapa lokasi. Melihat ada operasi, pelacur tersebut langsung lari pontang panting. Ada yang bersembunyi di semak-semakan tak jauh dari lokasi.


Namun, karena tempat esek-esek jalanan itu sudah dikepung, hanya sebagian kecil pelacur yang bisa lolos dari sergapan petugas. Tidak itu saja tiga pengojek yang sering jadi pengantar pelacur itu ikut diringkus.


Mereka yang disergap adalah Siti, 26, Viola, 22, Santi, 22. Tri Rahayu, 20, Dara, 22, Wulan, 23, Lusiana, 23. Sri lestari, 22. Heni, 23, Dewi, 23, Sari, 24,dan tiga pengojek Hasanudin, 25, Heru, 25, serta Prodo. (silaen/B)


NB: Kata-kata berwarna merah adalah kata-kata yang ejaan dan diksi yang salah.


Jika diperbaiki maka kata-kata yang benar adalah kata-kata berwarna biru pada artikel di bawah ini:


(+)
KEMAYORAN (Pos Kota)- Sebanyak 14 wanita tuna susila jalanan yang sering menetap di Jalan Benyamin Sueb, Kemayoran, Jakarta Pusat, dirazia polisi, Selasa (12/10) dinihari tadi. Sebanyak 11 wanita penghibur lelaki hidung belang dan 3 pengojek dikirim ke Pantis Sosial di Cipayung, Jakarta Timur.

Polisi merazia tempat pelacuran liar itu lantaran banyak laporan dari masyarakat. Apalagi di lokasi tesebut sering terjadi tindak kejahatan. Tidak itu saja, ulah wanita tuna susila itu sudah meresahkan warga sekitar. “Kami risih bila melihat mereka menampakkan diri di jalanan. Apalagi ketika kita jalan sama keluarga. Soalnya jam 8 malam mereka sudah ada yang menampakkan diri,” ujar Beby yang tinggal di salah satu apartemen di Kemayoran.


Operasi ini melibatkan 26 anggota polisi dibantu 6 orang anggota Satpol PP dipimpin langsung oleh Kapolsek Kemayoran Kompol R. Sitinjak MM. Polisi langsung disebar ke beberapa lokasi. Melihat ada operasi, wanita tuna susila tersebut langsung lari pontang-panting. Ada yang bersembunyi di semak-semak, tak jauh dari lokasi.


Namun, karena tempat abal-abal jalanan itu sudah dikepung, hanya sebagian kecil wanita tuna susila yang bisa lolos dari sergapan petugas. Tidak itu saja, tiga pengojek yang sering jadi pengantar wanita tuna susila itu ikut ditangkap.


Mereka yang disergap adalah Siti (26), Viola (22), Santi (22), Tri Rahayu (20), Dara (22), Wulan (23), Lusiana (23), Sri lestari (22), Heni (23), Dewi (23), Sari (24),dan tiga pengojek Hasanudin (25), Heru (25), serta Prodo. (silaen/B)


Kata-kata yang ejaan dan diksinya salah:

pelacur = wanita tuna susila => Pemilihan kata (diksi) yang tidak tepat, menggunakan kata yang kasar.
mangkal =  menetap => Pemilihan kata (diksi) yang tidak tepat, menggunakan kata yang tidak baku.
dijaring = dirazia => Pemilihan kata (diksi) yang tidak tepat, menggunakan kata yang tidak baku.
mejeng = menampakkan diri => Pemilihan kata (diksi) yang tidak tepat, menggunakan kata yang tidak baku.
semak-semakan =  semak-semak => Dalam kata perulangan ini tidak perlu menggunakan imbuhan -an pada akhirannya.
esek-esek =  abal-abal => Dalam kata perulangan ini menggunakan kata yang tidak baku.
diringkus =  ditangkap => Pemilihan kata (diksi) yang tidak tepat, menggunakan kata yang tidak baku


Judul Artikel : Soeharto Pantas Dapat Gelar Pahlawan Nasional

Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso mengatakan, Presiden Republik Indonesia kedua Soeharto pantas mendapat gelar pahlawan karena dia telah benyak berjasa kepada bangsa dan negara Indonesia.

"Saya sangat setuju jika Presiden menetapkan Pak Harto sebagai pahlawan nasional," kata Priyo Budi Santoso, di Gedung DPR, Jakarta, Senin.

Menurut Priyo, mantan Presiden Soeharto sudah banyak berjasa kepada bangsa dan negara, meskipun masih ada tanggapan pro dan kontra dari masyarakat.

Tanggapan pro dan kontra dari masyarakat, menurut dia, karena adanya nama mantan Presiden Soeharto di antara 10 nama tokoh nasional yang diusulkan untuk ditetapkan sebagai pahlawan nasional.

"Soeharto pantas menjadi pahlawan nasional bukan karena tanpa kekeliruan, tapi setiap zaman ada orangnya dan setiap orang ada zamannya," katanya.

Menurut dia, setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlepas dari kekurangannya, pengabdian Soeharto kepada bangsa dan negara sekian lama, sehingga layak mendapatkan gelar pahlawan.

Kader Partai Golkar, menurut dia, memberlakukan Soeharto sebagai orang yang layak dihormati dan dijunjung tinggi karena jasa-jasa yang telah diberikannya selama ini.

"Meskipun masih ada pro dan kontra, tapi Partai Golkar akan terus memperjuangkan Soeharto sebagai pahlawan nasional," katanya.

Sebelumnya, tim seleksi yang dikoordinir Menteri Sosial mengajukan 10 nama tokoh nasional yang telah melalui proses seleksi kepada DPR untuk mendapat persetujuan guna memperoleh gelar pahlawan nasional.

Ke-10 nama tersebut adalah mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin dari Jawa Barat, Habib Sayid Al Jufrie dari Sulawesi Tengah, mantan Presiden HM Soeharto dari Jawa Tengah, mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid dari Jawa Timur.

Kemudian, Andi Depu dari Sulawesi Barat, Johanes Leimena dari Maluku, Abraham Dimara dari Papua, Andi Makkasau dari Sulawesi Selatan, Pakubuwono X dari Jawa Tengah, dan Sanusi dari Jawa Barat.

Namun, terdapat pro dan kontra terhadap pencalonan mantan Presiden Soeharto sebagai pahlawan nasional.

Pencalonan pahlawan nasional tersebut diatur pada pasal 15 dan pasal 26 UU nomor 20 Tahun 2009.


Daftar Kesalahan Ejaan beserta perbaikannya.

1. Presiden Republik Indonesia kedua Soeharto pantas mendapat gelar pahlawan karena dia telah benyak berjasa kepada bangsa dan negara Indonesia.
Pada kalimat diatas, kata "dia" seharusnya diubah menjadi "beliau" karena Pak Soeharto adalah mantan orang nomor satu di Indonesia.

2. "Saya sangat setuju jika Presiden menetapkan Pak Harto sebagai pahlawan nasional."
Seharusnya kata "Presiden" pada pernyataan diatas diubah sehingga menjadi "Bapak
Presiden" agar terasa lebih sopan. Dan "Pak Harto" diubah menjadi "Pak Soeharto".

3. Penulisan kata "katanya" pada tiap akhir pernyataan, seharusnya diubah menjadi "ungkapnya" atau "ungkap Priyo".

4. "Menurut dia" seharusnya diubah menjadi "Menurutnya".

5. Kata "tapi" tidak sesuai dengan EYD, karena itu kata tersebut seharusnya dibuah menjadi "tetapi".

6. "Ke-10 nama tersebut adalah... "
Seharusnya diubah menjadi "Kesepuluh nama tersebut adalah... "


SUMBER :
www.myeternalsky.blogspot.com 
http://putrimarliani.blogspot.com
http://gammaz77.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment

My Slide Design

✿✿✿